WANITA DAN PEREMPUAN INDONESIA Kedudukan dan Perannya Dalam Dunia Pariwisata

| |


Wanita diciptakan dari tulang rusuk pria,
Bukan dari kepalanya untuk berada di atas kaum pria
Bukan juga dari kakinya untuk berada di bawah kaum pria.
Tetapi dari sisinya agar mempunyai hak yang sama
Tidak jauh dari tangan pria agar dilindungi
Dekat dengan hati pria agar dicintai.
(Puisi Milenia, 2000)

Dari puisi yang tidak lagi jelas siapa penggubah pertamanya ini, tetapi jelas-jelas berasal dari kisah penciptaan wanita pertama, sebenarnya sudah jelas bagaimana seharusnya kaum wanita mendapat perlakuan dari kaum pria. Wanita oleh Tuhan diciptakan dari tulang rusuk kaum pria rupanya bukan kebetulan belaka, melainkan mempunyai makna tersendiri.
Wanita tidak diciptakan untuk menjadikan kaum pria sebagai budaknya, tetapi juga perempuan tidak diciptakan untuk menjadi budak kaum pria. Itulah sebabnya mengapa wanita tidak diciptakan dari kepala kaum pria, dan tidak juga dari dari kaki mereka. Kalau diciptakan dari kepala rupanya Tuhan khawatir wanita akan menguasai kaum pria. Bukankah kepala merupakan pusat segala-galanya bagi manusia? Juga kaum wanita tidak diciptakan dari kaki manusia, karena Tuhan khawatir wanita akan diinjak-injak oleh kaum pria.
Sengaja dipilih dari tulang rusuk, karena posisi tulang rusuk yang ada di samping, mempunyai makna simbolis kedudukan yang sejajar. Posisi tulang rusuk yang tidak jauh dari posisi tangan-tangan kokoh kaum pria, dimaksudkan agar wanita mendapatkan perlindungan dari kaum pria. Sedangkan posisi tulang rusuk yang dekat dengan hati atau jantung, bermakna bahwa selayaknyalah kaum wanita mendapat-kan hak dicintai.
Tetapi apa yang terjadi antara kaum pria dan wanita sepanjang sejarah peradaban manusia?
Seandainya harapan penulis puisi pendek di atas terpenuhi, mungkin Kartini tidak akan berteriak keras-keras lewat bukunya Habis Gelap Terbitlah Terang yang digubahnya lebih dari seabad yang lalu itu, untuk mengingatkan kaum wanita agar mau bangkit menuntut haknya, *Tri Budhi Sastrio *



Staf Pengajar Univ. Dr. Soetomo dan peserta Program Doktor Univ. Udayana
Ketua Komisi Peningkatan Peran dan Pemberdayaan Perempuan - Dewan Kota (DKP) - Denpasar

0 komentar:

Posting Komentar